Pedagang Bawang Jadi TNI Gadungan
KABUPATEN TANGERANG—Malang nian nasib keluarga Rizal dan Merry warga Blok K
Perumahan Binong Permai, Kelurahan Binong, Kecamatan Curug,
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Baru seminggu berbahagia dikaruniai
anak pertama, harus mengalami kesusahan. Rizal sang kepala keluarga terpaksa
harus mendekam dalam tahanan Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek)
Kelapadua Kabupaten Tangerang, akibat hobinya sering memakai pakaian
seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Rizal
yang mengaku baru pulang bertugas dari daerah konflik di Ambon itu
dicokok oleh Provos di Summarecon Mall Serpong (SMS), dan diserahkan ke
Mapolsek setempat pada hari Rabu dinihari (14/2). Barang bukti berupa
fotonya yang berseragam TNI dan ransel tentara yang diambil dari rumahnya sudah
diamankan petugas Polsek Kelapa dua.
Kanit
Reskrim Polsek Kelapadua, IPDA Mukmin SH yang ditemui AMUNISI di ruang kerjanya
membenarkan tentang adanya penangkapan aparat tentara gadungan di wilayahnya
itu. Namun, dirinya belum dapat memberikan keterangan karena masih harus
menggali informasi. Dia menduga Rizal hanya terobsesi menjadi aparat TNI karena
belum ada korban yang melapor karena dirugikan. Tapi menurutnya, belum ada
laporan tentang korban yang dirugikan dari kegiatan yang dilakukan Rizal. Dia
hanya menduga bahwa Rizal memiliki kesenangan memakai pakaian seragam TNI
semata.
”Waktu
‘diambil’ provos dari SMS Rizal sendiri sedang tidak memakai pakaian seragam
tentara. Kami belum tahu secara pasti apa modus yang dilakukannya karena masih
dalam penyidikan. Kami terus mengembangkan dan menelusuri motif pelaku
dan mencari tahu apakah ada yang menjadi korban dengan dia memakai seragam
tentara. Barang bukti berupa foto-foto yang bersangkutan sedang memakai
seragam TNI dan tas ransel berisi seragam telah kami amankan,” ujarnya
kepada AMUNISI.
Menurut
beberapa sumber yang dihimpun AMUNISI, tertangkapnya Rizal yang
berprofesi lain sebagai pedagang bawang di lingkungan tempat tinggalnya,
warga setempat tidak menyangka kejadian menyedihkan menimpa warga Blok K
Perumahan Binong Permai. Asmat selaku Ketua RT 07 RW 16 tempat Rizal
tinggal menyebutkan, selama ini warganya tidak pernah menimbulkan permasalahan
dan menyampaikan keluhan. Tidak ada kecurigaan dirinya bahwa Rizal yang
telah tinggal mengontrak selama sekitar satu tahun di wilayahnya menjadi aparat
TNI gadungan.
”Memang
ada provos yang datang melapor ke rumah saya tentang penangkapan warga kami,
tapi saya sedang tidak ada di rumah sehingga tak tahu banyak kejadiannya.
Selama ini warga kami mengenal pak Rizal sebagai aparat Negara dan tidak
menyangka dirinya sebagai tentara gadungan. Sayangnya selama ini tidak
ada warga yang merasa aneh tentang pekerjaannya karena selama ini selalu
bersikap biasa dengan sesama warga,” papar Ketua RT Asmat.
Namun
mengenai kelahiran anak pertamanya dijelaskannya tidak banyak warga yang
mengetahuinya karena keluarga Rizal dan Merry tidak banyak yang akrab dengan
warga. Apalagi karena kesibukan masing-masing jarang ada pertemuan rutin
diantara warga sehingga jarang membicarakan masalah lingkungan.
Warga lainnya, Maman yang
tinggal di belakang rumah Rizal menyebutkan, Rizal selama ini memang
menunjukkan profesinya sebagai aparat militer tapi tidak diketahui di mana
kesatuannya. Namun selama ini diakuinya hubungan bertetangga baik bahkan Rizal
rajin membayar iuran rutin kalau aparat RT datang menagih. Dia menduga apa yang
dilakukan Rizal dengan menjadi aparat gadungan sebagai upayanya mencari
uang dalam menghadapi persalinan istrinya untuk kelahiran sang buah hati.
”Kami
prihatin, banyak warga yang tidak tahu bahwa isteri Rizal sudah
melahirkan. Tapi karena keluarga ini agak tertutup mengenai kehidupannya, warga
menjadi sungkan datang membesuk. Apalagi mereka tidak mendekatkan diri dengan
warga di sini, sementara jarang ada pertemuan warga. Barangkali sejak tinggal
di sini dan kehamilan isterinya Rizal sedang berupaya untuk mencari biaya
persalinan,” ujar Maman tetangganya. (Ags)