Sabtu, 24 Desember 2011

Kriminal

Pedagang Bawang Jadi TNI Gadungan

KABUPATEN TANGERANG—Malang nian nasib keluarga Rizal dan Merry warga Blok K Perumahan Binong Permai,  Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten  Tangerang Provinsi Banten. Baru seminggu berbahagia dikaruniai anak pertama, harus mengalami kesusahan. Rizal sang kepala keluarga terpaksa harus mendekam dalam tahanan Markas Kepolisian Sektor  (Mapolsek) Kelapadua Kabupaten Tangerang, akibat hobinya sering memakai  pakaian seragam Tentara Nasional Indonesia (TNI).     
Rizal yang mengaku baru pulang bertugas dari daerah konflik di Ambon itu dicokok oleh Provos di Summarecon Mall Serpong (SMS),  dan diserahkan ke Mapolsek setempat  pada hari Rabu dinihari (14/2). Barang bukti berupa fotonya yang berseragam TNI dan ransel tentara yang diambil dari rumahnya sudah diamankan petugas Polsek Kelapa dua.
Kanit Reskrim Polsek Kelapadua, IPDA Mukmin SH yang ditemui AMUNISI di ruang kerjanya membenarkan tentang adanya penangkapan aparat tentara gadungan di wilayahnya itu. Namun, dirinya belum dapat memberikan keterangan karena masih harus menggali informasi. Dia menduga Rizal hanya terobsesi menjadi aparat TNI karena belum ada korban yang melapor karena dirugikan. Tapi menurutnya, belum ada laporan tentang korban yang dirugikan dari kegiatan yang dilakukan Rizal. Dia hanya menduga bahwa Rizal memiliki kesenangan memakai pakaian seragam TNI semata.
”Waktu ‘diambil’ provos dari SMS Rizal sendiri sedang tidak memakai pakaian seragam tentara. Kami belum tahu secara pasti apa modus yang dilakukannya karena masih dalam penyidikan. Kami  terus mengembangkan dan menelusuri motif pelaku dan mencari tahu apakah ada yang menjadi korban dengan dia memakai seragam tentara. Barang bukti berupa foto-foto yang bersangkutan sedang memakai  seragam TNI dan tas ransel berisi seragam telah kami amankan,” ujarnya kepada AMUNISI.
Menurut beberapa sumber yang dihimpun AMUNISI,  tertangkapnya Rizal yang berprofesi  lain sebagai pedagang bawang di lingkungan tempat tinggalnya, warga setempat tidak menyangka kejadian menyedihkan menimpa warga Blok K Perumahan Binong Permai. Asmat selaku Ketua RT  07 RW 16 tempat Rizal tinggal menyebutkan, selama ini warganya tidak pernah menimbulkan permasalahan dan menyampaikan keluhan. Tidak ada kecurigaan dirinya  bahwa Rizal yang telah tinggal mengontrak selama sekitar satu tahun di wilayahnya menjadi aparat TNI gadungan.
”Memang ada provos yang datang melapor ke rumah saya tentang penangkapan warga kami, tapi saya sedang tidak ada di rumah sehingga tak tahu banyak kejadiannya. Selama ini warga kami mengenal pak Rizal sebagai aparat Negara dan tidak menyangka  dirinya sebagai tentara gadungan. Sayangnya selama ini tidak ada warga yang merasa aneh tentang pekerjaannya karena selama ini selalu bersikap biasa dengan sesama warga,”  papar Ketua RT Asmat.
Namun mengenai kelahiran anak pertamanya dijelaskannya tidak banyak warga yang mengetahuinya karena keluarga Rizal dan Merry tidak banyak yang akrab dengan warga. Apalagi karena kesibukan masing-masing jarang ada pertemuan rutin diantara warga sehingga jarang membicarakan masalah lingkungan.   
Warga lainnya, Maman yang tinggal di belakang rumah Rizal menyebutkan,  Rizal selama ini memang menunjukkan profesinya sebagai aparat militer tapi tidak diketahui di mana kesatuannya. Namun selama ini diakuinya hubungan bertetangga baik bahkan Rizal rajin membayar iuran rutin kalau aparat RT datang menagih. Dia menduga apa yang dilakukan Rizal dengan menjadi aparat gadungan sebagai  upayanya mencari uang dalam menghadapi persalinan istrinya untuk kelahiran sang buah hati.
”Kami prihatin, banyak warga yang tidak tahu bahwa isteri  Rizal sudah melahirkan. Tapi karena keluarga ini agak tertutup mengenai kehidupannya, warga menjadi sungkan datang membesuk. Apalagi mereka tidak mendekatkan diri dengan warga di sini, sementara jarang ada pertemuan warga. Barangkali sejak tinggal di sini dan kehamilan isterinya Rizal sedang berupaya untuk mencari biaya persalinan,” ujar Maman tetangganya.  (Ags)

Peristiwa

Akreditasi Sekolah Abal-abal

KABUPATEN TANGERANG—Sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap ke arah yang diharapkan sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003, yaitu tentang sisitem pendidikan nasional, perlu dilakukan pengembangan sekaligus sisitem pengendalian mutu pendidikan melalui tiga program yang terintegrasi: yaitu standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi. Dan, lembaga penyelenggara pendidikan, baik negeri maupun swasta, akreditasi merupakan syarat mutlak dalam menentukan standar kualitas serta mutu pendidikan.
Untuk itu, dalam proses akriditasi itu sendiri dibutuhkan asesor yang mempunyai kredibelitas serta integritas yang tinggi. Tim visitasi (asesor) harus mengedepankan kejujuran, indepedensi, profesionalisme, keadilan, kesejajaran, keterbukaan, akuntabilitas, resfonsibilitas, menjaga kerahasiaan dan motivatif terhadap keunggulan mutu. Yang dalam hal ini. tim visitasi ( asesor) secara individu maupun tim juga dilarang keras menerima hadiah dalam bentuk apapun baik uang atau barang dari pihak sekolah.
Namun, ada yang menarik untuk dicermati. Dari hasil investigasi wartawan AMUNISI pekan silam, dalam penilaian, ada beberapa tim visitasi (asesor) yang tidak objektf, bahkan menyalahgunakan wewenang untuk mengeruk keuntungan pribadi. Mereka mau menerima sejumlah uang dari pihak sekolah untuk memelintir informasi data serta fakta dalam meluluskan akreditasi. Bahkan, dalam menentukan nila A,B atau C tergantung dari besarnya nilai uang yang dikeluarkan pihak sekolah.
A’uzdubillahiminzdalik” demaikianlah penuturan Wawan (red) kepada AMUNISI menanggapai fenomena ini. Wawan juga menuturkan, bahwa peristiwa semacam ini terjadi dari tahun-ketahun, bahkan sudah menjadi obyek atau proyek kotor dalam akreditasi sekolah yang dilakukan oleh oknum asesor dari BAP-S/M Provinsi Banten.
”Padahal sudah jelas, norma-norma pelaksanaan akreditasi sekolah sudah diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002. Dan, jika visitasi (asesor) melanggar atau menyimpang dari norma-norma yang telah ditentukan, sudah pasti, dalam proses akriditasi yang memakan biaya sangat besar dari anggaran ABPN dan APBD itu hanya akan menghasilkan akreditasi sekolah yang tidak bermutu” tambahnya.
Lalu, apa jadinya jika akreditasi yang merupakan suatu konsep regulasi diri dalam peningkatan mutu, jaminan kualitas serta pelayanan pendidikan dikotori oleh manusaia-manusia bermental rusak? ”Sungguh miris sekali. Mestinya, dalam perekrutan personil atau tim sebagai visitasi (asesor), BAP-S/M Provinsi Banten harus selektif jangan asal comot, yang hanya akan menghasilkan kualitas asesor dan akreditasi sekolah yang abal-abal” tutur Wawan mengakhiri perbincangannya dengan AMUNISI. (wid)

Jumat, 23 Desember 2011

SH Terate


SH Terate MTs/SMK Al-Hikmah Curug Kabupaten Tangerang

SH Terate Ranting Curug
Dari Ekskul Sampai ke Popwil

KABUPATEN TANGERANG—Berprestasi di usia muda, tentu saja menjadi impian setiap remaja. Dan, sekolah sebagai lembaga pendidikan yang membentuk karakter generasi bangsa yang tangguh di kemudian hari, harus mampu menjebantani dan memberikan sinergi serta motifasi kepada anak didiknya agar bisa meraih prestasi setinggi mungkin sesuai dengan minat, bakat serta kemampuan yang dimiliki. Untuk itu, kegiatan ekstrakulikuler sangat dibutuhkan dalam menggiring anak-anak muda—terutama pelajar—dalam mewujudkan apa yang menjadi hobi, minat dan bakat yang dimilikitnya itu.
Di sekolah MTs dan SMK Al-Husna Curug misalnya, untuk mewujudkan apa yang menjadi hobi, bakat serta minat para siswanya dalam olahraga pencak silat, sekolah menyelenggarakan ektrakulikuler yang mendatangkan pelatih-pelatih dari Padepokan Pencak Silat SH Terate Ranting Curug. Saat AMUNIS bertandang ke sekolah tersebut, Ketua SH Terate Ranting Curug, Rofik Tohari menuturkan, bahwa siswa-siswi di bawah asuhannya ini telah mampu menjuarai berbagai kejuaraan, baik di Tangerang maupun di luar daerah. ”Dari kegiatan ekstrakulikuler sampai ke tingkat Popwil,” katanya.
Adapun anak-anak asuhan SH Terate Ranting Curug yang telah mampu tampil dan menjadi juara di berbagai pertandingan, menurut Komisi Teknik Padepokan Pencak Silat ini, Muhidin adalah: Maria Kasiano Eka Putri peraih Juara I dalam Popwil III di Semarang Tahun 2010, Suji Wido Retno Juara Kelas E Putri tingkat kabupaten, Anisa Dwi Juliantri Juara I Kelas E Putri tingkat kabupaten, Siti Mutahar Juara II kelas A Putri tingkat kabupaten dan Edo Kurniawan yaitu Juara I dalam turnamen Seni Tunggal Baku antar Perguruan Tinggi se-Jabotabek. (agw)

APTA

 H. Saebun pengrajin sepatu bermerek NC

Masyarakat Pengrajin Punya Potensi Besar

KABUPATEN TANGERANG—Di tengah tengah persaingan pasar bebas yang didominasi oleh berbagai produk yang datangnya dari luar, ternyata masih ada sekelompok masyarakat yang mampu persaing memberikan kontribusi besar terhadap kondisi perekonomian pada masyarakat kita.
Sekelompok masyarakat yang bergabung dalam Asosiasi Pengrajin Tangerang (APTA) misalnya, dalam mengarungi perjalanannya di kancah dunia kerajinan pembuatan sepatu, sampai saat ini sudah mampu menembus pasar lokal, bahkan nasional. Dan tidak menutup kemungkinan, untuk ke depan APTA akan mampu menembus pasar internasional.
Seperti usaha pembuatan sepatu milik H. Saebun—pengusaha kerajinan asal Pasir Bolang Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang yang telah mempunyau merek dangang dengan lebel NC ini, sampai saat ini produk sepatunya telah mampu memenuhi kebutuhan pasar di wilayah Banten, Jakarta, Surabaya, Bali, Makasar, Palembang serta Bandung. Tak hanya itu saja, dalam sumbangsihnya mengangkat ekonomi kerakyatan, perusahaan kerajinan sepatunya juga telah menyerap sekitar 500 karyawan.
Saat AMUNIS bertandang ke lokasi tempatnya memproduksi sepatu, laki-laki empat puluhan tahun yang juga tokoh dan sesepuh APTA Tigaraksa ini menuturkan, bahwa saat ini ia telah mempersiapkan produknya untuk menembus pasaran internasional. ”Meskipun modal runing, tapi sudah siap export” katanya. (agw)



Umar Dana Defelopment Center CV. Cikupa Inti Rubber

Echimos Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

KABUPATEN TANGERANG—Asosiasi Pengrajin Tangerang (APTA) merupakan wadah atau organisasi yang menjembatani para pengrajin di wilayah Kabupaten Tangerang—yang dalam perjalanannya sejak 2008 lalu telah menghasilkan berbagai produk—sandal, sepatu serta tas—yang mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun nasional, yang mencakup Pulau jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Makasar sampai Irian Jaya.
Seperti usaha yang dirintis oleh K. Endang Sulaiman dan M. Dahlan ini. Dalam duel usahanya di bidang pembuatan sepatu yang dirintisnya, sampai saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai belahan nusantara. Tak sekadar menciptakan lapangan kerja di bidang pemasaran saja, melalui payung usahanya yang bernaung di bawah CV. Cikupa Inti Rubber ini juga telah mampu menyerap kurang lebih lima ratus karyawan. Patut diacungi jempol memang, dari keuletan serta kerja kerasnya, produk sepatu yang diberi lebel Echimos ini bisa diterima oleh masyarakat dan mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Tak hanya itu saja, untuk memperluas marketing dan maju bersaing dalam pasar bebas—baik lokal maupun nasional—Echimos juga telah mempersiapkan diri untuk bersaing di kancah pasar internasional. Saat AMUNISI bertandang ke bengkel pembuatan sepatu berlebel Echimos ini, Defelopment Center Penentu sepatu dari staf sempel sampai produk louncing, Umar Dahlan mengatakan, bahwa Echimos sudah mampu bersaing di dunia internasional, bahkan produk buatan pengrajin asal Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang ini seharusnya sudah bisa memenuhi kebutuhan export. (agw/wid)

Pemkab

Lelang Pengadaan Barang/Jasa
Pemkab Berlakukan Sistem Elektronik

KABUPATEN TANGERANG—Untuk memudahkan para pengusaha dalam mengikuti lelang Pengadaan Barang dan jasa di Kabupaten Tangerang, pada tahun 2012 nanti Pemerintah Kabupaten Tangerang akan melakukannya secara elektronik. Adapun Ruang Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Tangerang yang berada di Gedung Lingkup Pekerjaan Umum lantai III, Pusat Pemkab tersebut akan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2011 ini.
Demikianlah ungkapan Sekda Kabupaten Tangerang H. Hermansyah kepada AMUNISI melalui Humas Pemkab Tangerang pekan silam. Hermansyah juga mengharapkan, bahwa LPSE yang baru ini nanti berjalan dengan baik, bisa memfasilitasi dan melayani Pengadaan Barang/jasa secara terbuka, baik dan benar sesuai aturan.
Adapun mengenai sejauh mana persiapan pengoperasiannya, Kepala Subag Produksi Bagian Pengelola Teknologi Informasi Setda Kabupaten Tangerang Bangbang Ismail menjelaskan, bahwa ruang LPSE seperti Ruang Pelatihan Bagi Panitia Pengadaan Barang/jasa telah disiapkan, ruang-ruang fasilitas juga telah selesai di kerjakan. ”Tinggal menunggu  seting jaringan dan Komputer. Dan, bagi para pengusaha yang belum bisa melakukan layanan secara online juga di sediakan biding room, sebanyak 10 unit,” imbuhnya. (wid)

Putra Jatim

Anggota Paguyuban Putra Jatim Tangerang

Putra Jatim Berbaur dan Bersosial di Tanaha Rantau

KABUPATEN TANGERANG—Di tengah-tengah rutinitasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sebagai masyarakat urban, sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Paguyuban Putra Jatim masih bisa berkumpul, bersinergi dalam berbagai kegiatan sosial. Tak hanya itu saja, berbaur dengan masyarakat lokal dan masyarakat pendatang lainnya pun menjadi motto dan  keutamaan dalam mejalani hidup bermasyarakat jauh dari kampung halamannya.
Saat wartawan AMUNISI menghadiri acara Ulang Tahun ke Lima  Paguyuban Putra Jatim yang diselenggarakan Minggu (18/12), di Masjid At-Taqwa Komp Perumahan Griya Yasa, Pasir Gadung, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang pekan silam, Ketua I Paguyuban ini Purwadi mengatakan, bahwa ini adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan sebagai ajang siraturahmi dan sosialisasi kepada masyarakat lokal dan pendatang yang berada di wilayah ini.
Dalam acara yang juga dibarengi dengan kegiatan  pemberian santunan kepada anak-anak yatim, Ketua II Paguyuban Putra Jatim, Mustaqim menuturkan, bahwa dalam acara ini juga diisi dengan pengajian dan ceramah oleh Kyai. H. Syamsudin dari Pare, Kediri, Jawa Timur.
Adapun kegiatan-kegiatan sosial rutin lainnya adalah kerja bhakti atau gotong royong, foging, donor darah serta ikut dalam berbagai kegiatan amal dan peduli kepada korban bencana alam. ”Seperti saat bencana jebolnya tanggul Situ Gintung beberapa tahun lalu, Paguyuban Putra jatim juga tampil dan peduli dalam penggalangan dana, baik melalui internal anggota maupun dari donatur” tutur Purwadi mengakhiri perbincangannya dengan AMUNISI. (agw)

Kemenag

Marching band dalam pembukaan Porseni di kalangan Kemenag Kota Tangerang

Kemenag Kota Tangerang
Porseni Ajang Prestasi dan Siratuhrahmi

BARU saja  pintu gerbang masuk di setiap sudut Mall Tangerang City dibuka, ribuan siswa-siswi mulai dari tingkat Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiya (MTs), Madrasah Aliyah (MA) serta guru-guru di lingkungan Kementrian Agama se-Kota Tangerang sudah mulai memadati sekitar area lantai dasar pusat perbelanjaan termewah di Kota tangerang itu. Dengan berbagai atribut yang dikenakan, mulai seragam marching band lengkap dengan peralatan, grup marawis dengan perlengkapannya serta grup tari saman dari anak-anak siswa-sisiwi RA mengubah suasana pagi itu menjadi begitu semarak.
Demikianlah diskripsi situasi menjelang pembukaan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) di lingkungan Kementrian Agama kota Tangerang, Senin (19/12) pekan silam. Acara yang dibuka oleh Wakil Wali Kota Tangerang, yang diwakili oleh asda tiga dan Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Banten Drs. H. Iding Mujtabidin, M.Pd ini diisi dengan berbagai kegiatan perlombaan olahraga dan kesenian, seperti lomba senam, lari etafet, futsal, tenes meja, catur, marawis, pidato tiga bahasa, membaca puisi, puzzle, adzan, menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an serta murrotal Al-Qir’an.
Lomba yang diikuti oleh siswa dan siswi, mulai dari tingkat RA, MI, MTs dan MA di lingkungan Kemenag Kota Tangerang ini diselenggarakan di beberapa titik, di antaranya: untuk lomba lari estafet, puzzle, menghafal Al-Qur’an serta  adzan diselenggarakan di Metropillis Town Square, untuk pertandingan futsal, tenes meja, catur  serta pidato tingkat MI diadakan di MTs Cikokol dan MTs Benda,  sedangkan pertandingan futsal, tenes meja dan catur  tingkat MA diselenggarakan di MAN Cipondoh dan MAN Benda, untuk lomba membaca puisi dan lomba marawis diadakan di Tangerang city, dan untuk lomba Syahril Qur’an sendiri diadakan di MAN Tangerang.
Saat AMUNISI berbincang-bincang dengan Ketua Panitian Porseni di Lingkungan Kemenag Kota Tangerang, H. Zakirman, MM mengatakan, bahwa acara yang diselenggarakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Kementrian Agama ini, selain bertujuan untuk memberikan kegiatan yang positif dalam menggali potensi kemampuan serta bakat para siswa-siswi di lingkungan Kemenag Kota Tangerang, juga sebagai ajang siraturahmi antar sekolah di lingkungan Kemenag se-Kota Tangerang.
”Meskipun RA, MI, MTs atau MA adalah sekolah yang berbasis agama, namun mereka juga mempunyai kesetaraan yang sama dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Mereka juga mempunyai potensi dan mampu berprestasi dalam berbagai kegiatan olahraga maupun kesenian,” katanya. (wid)